Didimus Bula S.H Angkat Bicara Tepis Tulisan Statement Jhon Bala di Medsos yang Menyudutkan Polres Nagekeo

    Didimus Bula S.H Angkat Bicara Tepis Tulisan Statement Jhon Bala di Medsos yang Menyudutkan Polres Nagekeo
    Sekretaris Gerakan Pemuda Ndora (Gapura), Didimus Bula, S.H

    NAGEKEO - Pemuda Rendu, Lambo dan juga Ndora, menganggap kahadiran AMAN dan organisasi sayapnya yakni PPMAN sudah sangat meresahkan masyarakat adat di tiga desa pendukung pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Waduk Lambo.

    Kehadirannya bahkan di anggap telah mengobrak-abrik tatanan budaya orang Nagekeo khususnya budaya masyarakat adat di tiga desa terdampak pembangunan PSN tersebut.

    Hal itu dikatakan salah seorang Tokoh Pemuda Rendu, Asis Bheka, kepada awak media, Selasa (17/5/2022) di penginapan Areno-Danga. 

    "Kami gerah atas sikap AMAN dan PPMAN. Bahkan warga masyarakat di Malapoma sendiri sudah diresahkan atas kehadiran mereka. Kita tahu bersama bahwa saat ini semua warga Rendu sudah melaksanakan deklarasi bersama untuk mendukung Waduk Lambo/Mbay. Apa yang dilakukan AMAN dan PPMAN saya menganggap sudah merusak tatanan Budaya Masyarakat Lokal Rendu, " sebutnya.

    Asis juga meminta agar AMAN dan PPMAN bersedia melakukan dialog bersama pihaknya di titik nol Waduk Lambo.

    "Saya tantang AMAN dan PPMAN untuk melakukan dialog terbuka dilokasi titik Nol Waduk Lambo, " ajaknya. 

    Senada dengan Asis Bheka, sekretaris Gerakan Pemuda Ndora (Gapura) Didimus Bula, S.H menuturkan, tulisan statement Koordinator PPMAN ragion Bali-Nusra Jhon Bala di media sosial yang ditujukan kepada pihak Kepolisian Resort (Polres) Nagekeo, adalah suatu tudingan tak berdasar dimana itu telah mencoreng nama baik institusi.

    Dia juga mengajak agar masyarakat Nagekeo termasuk orang muda agar selalu mendukung penuh langkah-langkah yang ditempuh oleh Polres Nagekeo. Tambahnya lagi, terhadap 24 orang melakukan penghadangan ritual adat beberarapa waktu lalu, menurutnya, oleh Polres Nagekeo tidak melakukan penahanan justru mereka dipulangkan ke rumah masing-masing untuk mediasi kembali bersama keluarga.

    "Saya secara pribadi geram atas pernyataan di medsos selama ini yang ditulis oleh saudara Jhon Bala yang selalu menyerang pihak kepolisian Resort Nagekeo. Polres Nagekeo selama ini sudah melaksanakan kamtibmas di Nagekeo sesuai SOP. Sebagai orang Nagekeo kita mendukung penuh langkah Polres Nagekeo dimana Polres Nagekeo tidak melakukan penahanan terhadap 24 orang pelaku penghadangan warga adat Rendu, Isa dan Gaja yang melakukan ritual adat. Justru mereka dipulangkan untuk dilakukan mediasi, " tandas Didi.

    Sarjana Hukum lulusan Universitas Putera Batam ini juga mengaku, dirinya merasa aneh dimana menurutnya AMAN adalah suatu ormas atau aliansi yang mendukung penuh yang berkaitan dengan adat akan tetapi pada kenyataannya justru terbalik malah hal-hal yang dilakukan di luar koridor adat.

    Bahkan secara prespektif budaya dia menjelaskan, masyarakat Nagekeo pada umumnya di Malapoma khususya sejak dahulu diketahui memiliki budaya dan adat istiadat yang baik. Akan tetapi setelah hadirnya AMAN di wilayah tersebut malah budaya itu ditanggalkan oleh karena adanya doktrinisasi pihak AMAN.

    "Saya merasa aneh kok AMAN kan sebuah ormas yang mendukung penuh Masyarakat adat dalam melaksanakan kegiatan berkaitan dengan adat dan budaya tapi herannya pemangku adat melakukan ritual adat kok dihadang? Ada apa ni?. Apalagi kita ketahui bersama orang Nagekeo terkenal dengan budaya dan adat istiadat yang sangat bagus namun saat ini mulai tergerus oleh doktrinisasi AMAN. Salah satu contoh, selama ini orang Nagekeo ketika menyiapkan pendapat atau demo tidak pernah melakukan tindakan pornoaksi seperti yang kita saksikan bersama ketika mama-mama di Malapoma membuka baju inikan konyol, " ujarnya.

    Dia juga mendesak pihak Kepolisian Resort Nagekeo melakukan pemeriksa kepada mama-mama yang dianggap melanggar hukum dengan pasal pornoaksi dan penyebar video dengan Undang-undang IT.

    Di tempat terpisah ketua pemuda Lambo Krispin Rada mengatakan, dirinya sangat mendukung penuh kegiatan diskusi terbuka bersama AMAN dan PPMAN di titik Nol Waduk Lambo.

    Sambungnya lagi, apabila AMAN dan PPMAN menolak permintaan dialog terbuka, secara terhormat dirinya meminta aliansi itu untuk angkat kaki dari Nagekeo.

    "Saya sepakat, sehingga kita bisa mencari solusi dan apa maunya AMAN di bumi kami Nagekeo. Kalaupun dialog tidak mau mengabulkan dialog terbuka, kita minta AMAN dan PPMAN keluar dari Nagekeo. Kalau AMAN berdalil melakukan pendampingan kepada Masyarakat Adat berkaitan dengan pemenuhan atas Hak-hak masyarakat ganti rugi waduk Lambo/Mbay kita sangat dukung dan siap bekerja sama, " ringkas Krispin.

    Dedimus Bula SH Sekretaris Gapura Angkat Bicara
    Muhamad Yasin

    Muhamad Yasin

    Artikel Sebelumnya

    Festival Panen Hasil Belajar Guru Penggerak,...

    Artikel Berikutnya

    Labuan Bajo, Sepetak Surga di Timur Indonesia

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Hidayat Kampai: Nepo Baby, Privilege yang Jadi Tumpuan Kebijakan Publik?
    Pemerintah Indonesia Berhasil Menaikkan Pajak dan Menurunkan Subsidi, Menteri Keuangan Terbaiknya di Mana?
    Bimbingan Teknis Penyuluhan dan Pemberdayaan Petani di Lampung, Tingkatkan Pemahaman Digital dan Pendanaan Usaha
    Hidayat Kampai: Generasi Stroberi? Bukan, Kami Ini Generasi Guava yang Tangguh!

    Ikuti Kami